Rincian dan aspek-aspek teknis daripada latihan akan berbeda dari suatu disiplin ke disiplin lainnya, tetapi pendekatan secara keseluruhan atau pada umumnya sama dan tidak banyak berbeda. Penampilan seorang petembak hanya dapat membaik dengan pendekatan secara metode dan terkoordinir dimana seluruh aspek terintegrasi secara cermat. Perencanaan yang cermat sangat diperlukan.
RENCANA LATIHAN
Suatu rencana yang ideal seharusnya mempunyai tujuan yang jelas, seperti bergabung dengan sekolah menembak, pemusatan latihan di daerah atau team nasional dalam kurun waktu tertentu yang tergantung dari kemampuan diri petembak petembak sekarang ini. Ia harus membuat jadwal pertandingan yang ia ingin ikuti, sehingga waktu latihannya yang diatuer dalam kalender dapat menolongnya.
Pelatih, dengan pengetahuan akan menembak dan pengalamannya dalam mengikuti pertandingan dapat memastikan jadwalnya dan tujuan akhirnya ada pada kemampuan daripada petembak. Bahkan jika ia tidak berhubungan dengan petembak secara pribadi, dalam basis hari ke hari, nasehatnya harus diminta. Petembak membutuhkan pendapat yang objektif akan kekuatan dan kelamahannya jika latihannya akan direncanakan dengan baik. Pelatih dalam hal ini dapat menolongnya. Pelatih juga dapat memonitor kemajuan, berhadapan dengan masalah-masalah yang timbul, dan jika perlu merubah rencana sesuai dengan kesulitan-kesulita yang tidak diinginkan atau perubahan dalam rencana kegiatan.
Rencana latihan harus meliputi :
- Tahap persiapan
- Tahap latihan
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan selama 3 (tiga) hingga 4 (empat) bulan. Selama periode ini persiapan umum sangatlah penting. Faktor kesegaran jasmani dibangun dengan latihan fisik yang cocok. Jika perlu hal ini meliputi dist, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksanaan mata, menembak harus lebih sedikit atau sama sekali berhenti menembak, sehingga ada kesempatan untuk pemeriksaan peralatan (equipment check). Senjata dapat diperbaiki oleh gunsmith yang mampu, pistol baru dapat dicoba (tetapi pastikan bahwa amunisi tersebut dicoba pada senjata yang akan dipergunakan). Merk-merk atau seri peluru tersebut yang secara kelompok dianggap baik harus diperhatikan untuk dipergunakan pada pertandingan yang akan datang.
Latihan untuk kesegaran jasmani dapat digabungkan dengan koordinasi yang baik yang dibutuhkan lagi latihan teknis, tetapi latihan kering secara teratur akan membuat para petembak mantap untuk memegang senjata dan menolong mereka menyempurnakan sikap menembak. Sesi inipun menolong para petembak dalam hal pembangunan kelompok otot-otot khusus. Persiapan mental harus dimulai dari sini dengan teknis-teknis seperti misalnya Autogenic Training.
Petembak harus membuat dirinya sendiri paham akan aturan-aturan pertandingan yang ia masuki : kalau tidak ia kan kehilangan waktu atau point dalam kejuaraan, atau bahkan akan didiskualifikasi.
b. Tahap Latihan
Ketika kesegaran jasmani dan unsur-unsur dasar penting yang lain sudah tercapai, para petembak harus berkonsentrasi dalam meningkatkan kemampuan teknis dan sikap perilaku mental sementara jasmani pun harus dipelihara. Latihan teknis harus meliputi menembak di lapangan dan latihan kering di rumah. Petembak harus memasuki setiap elemen dasar dari teknik menembak satu per satu, dengan menghilangkan kesalahan maupun kebiasaan yang kurang baik. Ini lebih mudah dilakukan, bahkan petembak internasional pun menggunakan teknik ini untuk menghilangkan kesalahan (error) dan kebiasaan buruk pada awal pertandingan.
Latihan dan teknik secara sistematis dalam beberapa disiplin yang berbeda didiskusikan pada bagian lain, walapun tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan petembak secara individu. Selama periode latihan, petembak atau pelatihnya harus mengadakan performance check sehingga kemajuan dapat diukur atau ditaksir. Ini sering diartikan sebagai shooting for a score index. Dalam latihan, petembak harus cenderung untuk mencapai tingkat-tingkat tertentu : tentunya kalau tidak pada tingkat yang terlalu tinggi, pasti terlalu rendah. Sewaktu ia yakin akan mencapai tingkat tertentu maka lebih mudah baginya untuk berfikir secara positif walaupunj di bawah tekanan pertandingan (macth pressure).
Selama latihan petembak harus berlatih di dalam kondisi yang berbeda. Bersaing di tempat-tempat yang berbeda akan membuat petembak lebih percaya diri, dan akan membuatnya tak terpengaruh oleh suasana dari luar dalam pertandingan yang besar, atau menjadi korban kompleksitas ( berlatih atau test ke lapangan tembak lain).
Selain membangkitkan rasa percaya diri dan menaikkan sikap yang positif, petembak harus membangun kemampuannya untuk berkonsentrasi dalam jangka panjang.
Latihan-latihan berikut ini akan membantu :
- Bayangkan sebuah objek seperti kancing, atau badge, atau bagian dari senjata, selama dua atau tiga detik, di luar daripada pikiran-pikiran lain. Jangan pikirkan bentuknya, warnanya atau fungsinya ; konsentrasilah hanya pada obyek itu sendiri. Minggu ke minggu, naikkan waktu yang dibutuhkan untuk latihan ini sampai anda dapat berkonsentrasi selama 10 detik, tanpa gangguan pikiran.
- Bayangkan sebuah huruf. Mulailah dengan a atau s dan secara bertahapnaikkan jumlah dari huruf yang digunakan.
- Lihatlah ke target sasaran dan bayangkan target tersebut tidak mempunyai tanda bidikan (aiming mark). Teruslah pandangi hingga dengan konsentrasi yang dalam kamu tidak dapat melihat tandanya. (ini membutuhkan waktu latihan bertahun-tahun tetapi anda akan mendapatkan konsentrasi total!)
- Konsentrasi pada 1 jarum detik yang terlihat pada jam dinding, pejamkan mata saat detik di angka 12 dan buka mata kembali pada saat detik di angka 12, dst.
Kita sudah melihat bahwa sikap yang positif adalah vital, jadi beberapa waktu latihan anda harus ditujukan untuk membangunnya.pikiran negative adalah ekspresi daripada keraguan anda sendiri. Pikiran yang positif dihasilkan dari rasa percaya diri dan membantu menguatkannya. Ketika pikiran dapat menerima bahwa tubuh benar-benar mampu untuk mengemban tugas yang harus dijalani, keragu-raguan dan pikiran negatif akan perlahan-lahan melemah. Konsentrasi pada penglihatan, diluar dari yang lain, akan membuat tubuh kita dapat dapat melakukan tembakan yang sempurna yang mana sebelumnya sudah dilatih. Pencampuran dari pikiran sadar dalam bentuk kritik, instruksi, atau peringatan akan merusak performance.
mantab!!!!
BalasHapus